ASKEP TBC

08.59 Posted In Edit This 0 Comments »

ASKEP TBC
I.                   DEFINISI PENYAKIT
Tuberkulosis (TBC) adalah contoh lain infeksi saluran nafas bawah. Penyakit ini disbabkan oleh mikro organisme Mycobacterium Tuberculosis, yang biasanya ditularkan melalui inhalasi pericikan ludah (droplet), orang ke orang, dan mengkolonisasi bronkiolus atau alveolus. Kuman juga dapat masuk ke tubuh melalui saluran cerna, melalui ingesti susu tercemar yang dipasteurisasi, atau kadang-kadang melalui lesi kulit .
Tuberkulosis merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycrobacterium Tuberculosis. Kuman batang tahan asam ini merupakan organisme patogen maupun saprofit. Ada beberapa mikrobakteria patogen tetapi hanya strain bovin dan human yang patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 µm, ukuran ini lebih kecil dari satu sel darah merah.
Insidens penyakit tuberkulosis dan mortalitas yang disebabkannya menurun drastis setelah ditemukannya kemoterapi. Tetapi pada tahun-tahun terakhir ini penurunan itu tidak terjadi lagi bahkan insidens penyakit ini cenderung meningkat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti : sosioekonomi, dan masalah yang berkaitan dengan kesehatan (alkoholisme, tuna wisma, naiknya infeksi HIV/AIDS), dimana insidens lebih nyata pada kelompok minoritas dan pengungsi yang masuk ke Amerika Serikat dari negara-negara dimana tuberkulosis ini merupakan penyakit yang endemik.
II.                ETIOLOGI PENYAKIT
Penyebab TB paru adalah Mycobacterium Tuberculosis sejenis kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4 mm, tebal 0,3-0,6 mm sebagian besar kuman terdiri dari asam lemak/lipid. Lipid ini yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam. Sifat kuman ini adalah aerob dan tidak tahan terhadap sinar matahari. Ada beberapa jenis kuman ini yang patogenik.

III.             PATOFISIOLOGI PENYAKIT
Tempat termasuk kuman M. Tuberculosis adalah saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberkulosis terjadi melalui udara (airborne), yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yuang terinfeksi.saluran pencernaan merupakan tempat masuk utama bagi jenis bovin, yang penyebarannya melalui susu yang terkontaminasi. Akan tetapi di Amerika Serikat dengan luas pasteurisasi susu dan deteksi penyakit pada sapi perah.
Tuberkulosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas perantara sel. Sel efektornya adalah makrofag, sedangkan limfosit (biasanya sel T) adalah sel imunoresponsifnya. Tipe imunitas seperti ini biasanya lokal, melibatkan makrofag yang diaktifkan ditempat infeksi oleh limfosit dan limfokinnya. Respon ini disebut sebagai reaksi hipersensitivitas.
Basil tuberkel yang mencapai di permukaan alveolus biasanya di inhalasi sebagai suatu unit yang terdiri dari satu sampai tiga basil ; gumpalan basil yang lebih besar cenderung tertahan di saluran hidung dan cabang besar bronkusdan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada di ruang alveolus (biasanya di bagian bawah lobus atau paru-paru atau dibagian atas lobus bawah) basil tubersil ini membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak pada tempat tersebut  dan memfagosit bakteria namun tidak membunuh bakteri tersebut. Sesudah hari-hari pertama leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang diserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. Pneumonia selular ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa yang tertinggal atau proses dapat berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju kelenjar getah bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk tuberkel epitoleid yang dikelilingi oleh limfosit. Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu selama 10 sampai 20 hari.
Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relatif padat dan seperti keju, lesi nekrosis ini disebut nekrosis kaseosa.daerah yang mengalami nekrosis kaseosa dan jaringan granulasi yang ada disekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan fibroblas, menimbulkan respon berbeda. Jaringan granulasi menjadi lebih fibrosa membentuk jaringan parut yang akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang mengililingi tuberkel.
Lesi primer paru-paru dinamakan fokus Ghon dan gabungan terserangnya kelenjar getah bening regional dan lesi primer dinamakan kompleks Ghon.
IV.             TANDA DAN GEJALA
Seseorang menderita  tuberkulosis paru apabila ditemukan gejala klinis utama  (cardinal symptom) pada dirinya. Gejala utama pada tersangka TBC adalah:
·     Batuk berdahak lebih dari 3 minggu
·     Batuk berdarah
·     Sesak napas
·     Nyeri dada
·     Berkeringat pada malam hari
·     Meriang
·     Penurunan berat badan
V.                KOMPLIKASI
1.      Hemoptisis berat
2.      Kolaps dari lobus akibat retraksi bronchial
3.      Bronkhiektasis (pelebaran bronkus) dan fibrosis (pembentukan jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru
4.      Pneumothoraks
5.      Penyebaran TB ke jaringan lain (otak, tulang, ginjal dll)
6.      Insufisiensi kardiopulmonal

VI.             PENGKAJIAN FOKUS
a.       Riwayat keperawatan: riwayat kontak dengan penderita
b.      Manifestasi klinis seperti demam, anoreksia, penurunan berat badan, berkeringat malam, keletihan, batuk  dan pembentukan sputum, fungsi pernapasan, nyeri dada, evaluasi fisik dan laboraturium

VII.          PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Tes kulit tuberkulin/tes tuberkulin intradermal (mantoux)
Teknik standar (tes mantoux) adalah dengan menyuntikkan tuberkulin (PPD) sebanyak 0,1 ml yang mengandung 5 unit tuberkulin secara intra kutan, pada sepertiga atas permukaan volar lengan bawah setelah kulit dibersihkan dengan alkohol. Sebaiknya menggunakan jarum suntik yang sekali pakai khusus untuk tuberkulin dengan ukuran 26-27 G. Untuk memperoleh reaksi kulit yang maksimal diperlukan waktu antara 48 sampai 72 jam sesudah penyuntikan.
b. Tes tuberkulin dengan suntikan jet
Suntikan jet adalah suatu cara untuk  menyuntikkan tuberkulin dengan cepat dan tidak sakit. Bahan tes (PPD 5 TU) disuntikan intradermal dengan memakai tekanan tinggi. Gelembung yang terbentuk harus berdiameter 6 sampai 10 mm.
c. Tes tuberkulin dengan tusukan majemuk
Tes tusukan majemuk dilakukan dengan cepat dengan menggunakan alat yang dapat menyuntikkan bahan tes ke kulit pada beberapa tempat sekaligus.
   d. Vaksinasi BCG
Bacillus Calmette-Guerin (BCG) suatu bentuk vaksin darikuman tuberkulosis sapi yang dilemahkan adalah jenis vaksin yang paling banyak dipakai. Pada vaksinasi BCG organisme ini disuntikkan ke kulit untuk membentuk fokus primer yang berdinding, berkapur dan berbatas tegas. BCG tetap berkemampuan untuk meningkatkan resistensi imunologik pada hewan dan manusia dan infeksi primer dengan BCG memiliki keuntungan dari pada infeksi dengan organisme virulen karena tidak menimbulkan penyakit bagi penerimanya.
e. Pemeriksaan radiografik
Pemeriksaan ini seringkali menunjukkan adanya tuberkulosis tetapi hampir tidak dapat membuat diagnosa berdasarkan pemeriksaan ini saja  karena hampir semua manifestasi tuberkulosis dapat menyerupai penyakit lain. Secara patologis, manifetasidini dari tuberkulosis paru-paru biasanya berupa suatu kompleks kelenjargetah bening parenkim.
f. Pemeriksaan bakteriologik
Pemeriksaan bakteriologik yang paling penting untuk diagnosis tuberkulosis adalah pemeriksaan sputum.
g. Pemeriksaan histologik atau kultur jaringan (termasuk pembersihan gaster, urin menurun, cairan serebrospinal biopsy kulit (+) untuk mycobacterium tubersculosis
h. Pemeriksaan fungsi paru
Penurunan kualitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio udara residu: kapasitas paru total dan penurunan saturasi oksigen sekunder terhadap infiltrasi parenkim/fibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleural.

VIII.       PENATALAKSANAAN MEDIS DAN INTERVENSI FARMAKOLOGI
Pengobatan TBC harus dilakukan secara tepat sehingga secara tidak langsung akan mencegah penyebaran penyakit ini. Berikut adalah beberapa obat yang biasanya digunakan dalam pengobatan penyakit TBC:
1)      Isoniazid (INH)
Obat yang bersifat bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri) ini merupakan prodrug yang perlu diaktifkan dengan enzim katalase untuk menimbulkan efek. Bekerja dengan menghambat pembentukan dinding sel mikrobakteri (Anonim f, 2010).
2)      Rifampisin / Rifampin
Bersifat bakterisidal (membunuh bakteri) dan bekerja dengan mencegah transkripsi RNA dalam proses sintesis protein dinding sel bakteri (Anonim f, 2010).
3)      Pirazinamid
Bersifat bakterisidal dan bekerja dengan menghambat pembentukan asam lemak yang diperlukan dalam pertumbuhan bakteri (Anonim f, 2010).
4)      Streptomisin
Termasuk dalam golongan aminoglikosida dan dapat membunuh sel mikroba dengan cara menghambat sintesis protein (Anonim f, 2010).
5)      Ethambutol
Bersifat bakteriostatik. Bekerja dengan mengganggu pembentukan dinding sel bakteri dengan meningkatkan permeabilitas dinding (Anonim f, 2010).
6) Fluoroquinolone
Fluoroquinolone adalah obat yang menghambat replikasi bakteri M. tuberculosis. Replikasi dihambat melalui interaksi dengan enzim gyrase, salah enzim yang mutlak diperlukan dalam proses replikasi bakteri M. Tuberculosis. Enzim ini tepatnya bekerja pada proses perubahan struktur DNA dari bakteri, yaitu perubahan dari struktur double helix menjadi super coil (Gambar 5). Dengan struktur super coil ini DNA lebih mudah dan praktis disimpan di dalam sel. Pada proses tersebut enzim gyrase berikatan dengan DNA, dan memotong salah satu rantai DNA dan kemudian menyambung kembali (Gambar 5). Dalam proses ini terbentuk produk sementara (intermediate product) berupa ikatan antara enzim gyrase dan DNA (kompleks gyrase-DNA) (Anonim g, 2008)
Fluoroquinolone mamiliki kemampuan untuk berikatan dengan kompleks gyrase-DNA ini, dan membuat gyrase tetap bisa memotong DNA, tetapi tidak bisa menyambungnya kembali. Akibatnya, DNA bakteri tidak akan berfungsi sehingga akhirnya bakteri akan mati. Selain itu, ikatan fluoroquinolone dengan kompleks gyrase-DNA merupakan ikatan reversible, artinya bisa lepas kembali sehingga bisa di daur ulang. Akibatnya, dengan jumlah yang sedikit fluoroquinolone bisa bekerja secara efektif (Anonim g, 2008)
Dalam terapi TBC, biasanya dipilih pemberian dalam bentuk kombinasi dari 3-4 macam obat tersebut. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari terjadinya resistensi bakteri terhadap obat. Dosis yang diberikan berbeda untuk tiap penderita, bergantung tingkat keparahan infeksi. Karena bakteri tuberkulosa sangat lambat pertumbuhannya, maka penanganan TBC cukup lama, antara 6 hingga 12 bulan yaitu untuk membunuh seluruh bakteri secara tuntas (Anonim f, 2010).
Pengobatan harus dilakukan secara terus-menerus tanpa terputus, walaupun pasien telah merasa lebih baik / sehat. Pengobatan yang terhenti ditengah jalan dapat menyebabkan bakteri menjadi resisten. Jika hal ini terjadi, maka TBC akan lebih sukar untuk disembuhkan dan perlu waktu yang lebih lama untuk ditangani. Untuk membantu memastikan penderita TBC meminum obat secara teratur dan benar, keterlibatan anggota keluarga atau petugas kesehatan diperlukan yaitu mengawasi dan jika perlu menyiapkan obat yang hendak dikonsumsi. Oleh karena itu, perlunya dukungan terutama dari keluarga penderita untuk menuntaskan pengobatan agar benar-benar tercapai kesembuhan (Anonim f, 2010).
Obat diminum pada waktu yang sama setiap harinya untuk memudahkan penderita dalam mengkonsumsi obat. Lebih baik obat diminum saat perut kosong sekitar setengah jam sebelum makan atau menjelang tidur (Anonim f, 2010).
Selain dengan menggunakan obat-obatan tersebut, pengobatan penyakit akibat infeksi bakteri mycobacterium ini dapat dilakukan dengan menggunakan jahe dan mengkudu. Jahe dan mengkudu dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan bakteri berbentuk batang tersebut karena kedua bahan itu kaya akan senyawa antibakteri. Misalnya jahe mempunyai gingerol yang bersifat antibakteri. Demikian juga mengkudu yang mengandung senyawa aktif antrakuinon, acubin, asperuloside, dan alizarin. Keempat senyawa itu juga berkhasiat untuk membunuh bakteri tuberculosis (Anonim h, 2010)
Kedua bahan itu mempunyai sifat antibakteri lebih kuat ketika disatukan. Sebaliknya bila dipisah, kekuatannya berkurang. Jahe dan mengkudu juga bersifat imunostimulan alias meningkatkan daya tahan tubuh. Duet mengkudu dan jahe menyusul meniran yang lebih dulu diuji klinis sebagai penyembuh tuberkulosis. Phyllanthus niruri itu terbukti sebagai antituberkulosis. Pemberian 50 mg kapsul meniran selama 3 kali sehari menyembuhkan TB pada pekan ke-6 atau lebih cepat 8 minggu dibandingkan pasien yang tidak mengkonsumsi meniran.

IX.             DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1.      Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan  penurunan permukaan parenkim paru
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sputum
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kelelahan otot pernafasan
X.                RENCANA KEPERAWATAN

No
Diagnosa
NOC
NIC
1
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan  penurunan permukaan parenkim paru

v  Status  respirasi : pertukaran gas
v  Status respirasi : ventilasi
v  Status tanda vital
Criteria hasil :
·         Pasien mampu mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
·         Pasien dapat memelihara kebersihan paru-paru dan bebas dari tanda-tanda distress pernapasan
·         Pasien mampu mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengelurkan sputum,mampu bernafas dengan mudah tidak ada pursed lips)
·         Pasien mampu menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal

·         Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
·         Lakukan fisioterapi dada bila perlu
·         Keluarkan secret dengan merangsang bauk atau suction
·         Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tamahan
·         Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan penggunaan otot tambahan,retraksi otot supravicular dan intracostal
·         Auskultasi bunyi jantung,jumlah irama dan denyut jantung
2
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sputum

v  Status respirasi : ventilasi
v  Status respirasi :airway patency
v  Kontrol aspirasi
Criteria hasil :
·         Pasien mampu mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengelurkan sputum,mampu bernafas dengan mudah tidak ada pursed lips)
·         Pasien mampu menunjukkan jalan napas yang paten (klien tidak merasa tercekik), irama napas, frekuensi pernapasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal
·         Foto thorak pasien dalam batas normal

·         Anjurkan pasien untuk istirahat
·         Ajarkan pasien tekhnik napas dalam
·         Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
·         Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tamahan
·         Keluarkan secret dengan merangsang bauk atau suction
·         Lakukan fisioterapi dada
·         Berikan antibiotic
·         Monitor respirasi dan status O2
·         Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang penggunaan peralatan : O2, suction, inhalasi

3
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kelelahan otot pernafasan

v  Status  respirasi : pertukaran gas
v  Status respirasi : ventilasi
v  Status tanda vital
Criteria hasil :
·         Pasien mampu mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengelurkan sputum,mampu bernafas dengan mudah tidak ada pursed lips)
·         Pasien mampu menunjukkan jalan napas yang paten (klien tidak merasa tercekik), irama napas, frekuensi pernapasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal
·         Pasien mampu menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal(tek.darah, nadi dan pernafasan)
·         Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
·         Keluarkan secret dengan batuk atau suction
·         Auskultasi suara nafas, catat adanya nafas tambahan
·         Monitor respirasi dan status O2
Ø  Bersihkan mulut hidung dan secret trachea
Ø  Pertahankan jalan nafas yang paten
Ø  Observasi adanya tanda-tanda hipoventilasi
Ø  Monitor kecemasan pasien terhadap oksigenasi
Ø  Informasikan keluarga dan pasien tentang tekhnik relaksasi untuk memperbaiki pola nafas
Ø  Ajarkan bagaimana batuk efektif
Ø  Monitor pola nafas


DAFTAR PUSTAKA
(12.12 WIB, Minggu,05 Jun. 2011)








0 komentar: